Materi Suhu dan Perpindahan Kalor
Berikut adalah materi tentang suhu,kalor,perpindahan kalor dan pemuaian dan juga terdapat beberapa contoh dari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari-hari
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu
bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil percobaan dan pemanfatannya
INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep dan suhu dan kalor.
2. Membedakan antara Suhu dan Kalor.
3. Menerapkan konsep pemuaian dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menganalisis perubahan wujud zat pada suatu
benda.
5. Menganalisis proses perpindahan kalor.
Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
A. SUHU
Suhu : Derajat panas atau dinginnya
sebuah benda.
Kalor
: Perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih
tinggi kebenda yang bersuhu lebih
rendah.
Termometer bekerja memamfaatkan perubahan sifat-sifat
fisis benda akibat perubahan suhu .Zat cair yang umum
digunakan dalam termometer adalah raksa.
Mengapa Harus Air Raksa ?
• Dapat
menyerap panas
• Dapat
digunakan untuk mengukur suhu yang rendah hingga suhu yang lebih tinggi
• Tidak
membasahi dinding tabung
• Pemuaian
raksa teratur terhadap kenaikan suhu
• Mudah
dilihat karena raksa dapat memantulkan cahaya
Alkohol dapat juga digunakan untuk mengisi tabung termometer karena alkohol dapat mengukur suhu yang lebih rendah lagi tetapi tidak dapat mengukur suhu yang tinggi sebab titik bekunya -144 C dan titik didihnya 78oC. Jadi termometer alkohol sangat baik untuk mengukur suhu-suhu yang rendah tetapi tidak dapat mengukur suhu-suhu yang tinggi.
Air tidak digunakan untuk mengisi termometer karena jangkauan suhu air
terbatas (0oC – 100oC), tidak berwarna sehingga sulit dilihat, membasahi
dinding tempatnya dan memerlukan waktu lama sehingga mengurangi ketelitian
pembacaan skala.Untuk menyatakan suhu dengan bilangan diperlukan patokan suhu
yang tetap yang dapat dibuat kembali dengan mudah dan teliti. Patokan suhu yang
digunakan disebut titik tetap.
Dari skala suhu yang
ada sekarang telah ditetapkan:
a. Termometer
skala Celsius
Memiliki titik didih
air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperaturnya berada pada temperatur
0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b. Temometer
skala Reamur
Memiliki titik didih
air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya berada pada temperatur
0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c. Termometer
skala Fahrenheit
Memiliki titik didih
air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya berada pada temperatur
32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
d. Termometer
skala Kelvin
Memiliki titik didih
air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang temperaturnya berada pada
temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100 skala.
Jadi, jika
diperhatikan pembagian skala tersebut, satu skala dalam derajat Celsius sama
dengan satu skala dalam derajat Kelvin, sementara satu skala Celsius kurang
dari satu skalaReamur dan satu skala Celsius lebih
dari satu skala Fahrenheit. Secara matematis perbandingan keempat
skala tersebut,yaitu sebagai berikut.
Skala Termometer
• Skala
Celcius
• Skala
Fahrenheit
• Skala
Reamur
• Skala
Kelvin
B. Termometer
Gambar 2. Perbandingan Skala pada Thermometer
Perbandingan skala pada thermometer
dapat dilihat pada persamaan di bawah ini:
Keterangan:
C =
Celcius
F =
Fahrenheit
b = Titikbeku
R =
Reamur
K =
Kelvin
d = Titikdidi
C. Pemuaian Zat
Pemuaian adalah bertambah besarnya
ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada
benda tersebut .Jika suatu zat
diberikan kalor maka zat itu akan memuai atau bertambah besarnya tergantung
pada jenis bahan, ukuran benda mula-mula, dan besarnya perubahan suhu atau
kalor yang diberikan. Pemuaian ada tiga macam yaitu muai panjang, muai luas,
dan muai volume.
1. Pemuaian Zat Padat
a. Muai Muai Panjang
Lt = L0 (1 + α ΔT)
Keterangan:
Lt = Panjangbendasetelahdipanaskan (m)
L0 = Panjangawal (m)
α = Koefisienmuaipanjang (/0C)
ΔT = Perubahansuhu (0C)
b. Muai Luas
Koefisien muai luas suatu zat adalah perubahan luas
per satuan luas tiap derajat perubahan suhu.
Secara matematis:
c. Muai Volume
Koefisien muai volume
adalah perubahan volume per satuan volume tiap derajat perubahan suhu. Secara
matematis:
2. Pemuaian Zat Cair
Ketika air dipanaskan dari
suhu 00C sampai 40C, volume air ternyata menyusut dan
mencapai volume minimal serta kerapatan maksimal pada suhu 40C.Kemudian,
setela hmelampaui suhu 40C volume air memuai apabila di panaskan.
3. Pemuaian Zat Gas
Sifat
gas diantaranya adanya perubahan volume dan selalu mengisi seluruh ruangan.Pada
saat udara dipanaskan, udara di dalam balon memuai. Hal ini menyebabkan
massajenis udara yang berada di dalam balon berkurang sehingga menjadi
lebih ringan dari pada udara di sekitarnya.
Contoh soal:
Sebatang perunggu dengan panjang 160 cm
dan suhu mula-mula 100C.Setelah dipanaskan,
panjangny abertambah menjadi 160,36 cm. jika koefisien muai panjang perunggu tersebut
1,9 x 10-5 /0C,
sampai suhu berapakah batangtersebut dipanaskan?
C. PENGARUH KALOR PADA ZAT
Kalorimeter
Dengan menerapkan hukum kekekalan energi dapat dilakukan
pengukuran-pengukuran kalor atau kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu alat
yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis dari suatu zat.
Kalorimeter bekarja berdasarkan asas Black, yaitu besarnya kalor yang
dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor yang
diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
Kalorimeter dibuat
dari bejana yang sudah diketahui kalor jenisnya (ck) misalnya tembaga atau
aluminium. Bejana ini dimasukkan ke dalam bejana yang lebih besar kemudian
ditutup dengan kayu. Pada tutup ini dilengkapi dengan dua buah lubang, yang
satu untuk termometer dan yang satunya untuk pengaduk. Supaya tidak ada panas
yang hilang, di antara bejana yang kecil dan yang besar diletakkan gabus.
Langkah-langkah penggunaan kalorimeter yaitu:
·
Kalorimeter dan pengaduknya ditimbang (mk)
· Kalorimeter diisi air lalu ditimbang lagi.
Hasilnya dikurangi dengan mk, maka diperoleh massa air (ma).
· Suhu kalorimeter berikut air dan
pengaduknya diukur dengan termometer (ta = tk)
· Bahan yang akan diukur kalor jenisnya
ditimbang (mx)
· Bahan dipanaskan kemudian diukur suhunya
(tx)
· Bahan yang sudah dipanaskan dimasukkan ke
dalam kalorimeter dan diaduk perlahan kemudian diukur suhu campurannya (tcp)
Dalam hal ini, yang
melepaskan kalor adalah bahan yang akan dicari kalor jenisnya dan benda yang
menerima kalor adalah air dan kalorimeter. Menurut hukum kekekalan energi:
Dengan memasukkan
harga-harga dari hasil pengukuran di atas maka kalor jenis bahan (cx)
dapat dihitung.
Persamaan Kalor
Pada saat memanaskan air dengan menggunakan kompor misalnya, maka api
dari kompor memberikan kalor kepada air. Beberapa saat kemudian, air akan
menjadi hangat dan akhirnya menjadi panas. Itu berarti air mengalami kenaikan
suhu. Dari kejadian ini dapat disimpulkan bahwa kalor yang diberikan pada suatu
zat dapat menaikkan suhu zat tersebut. Jika air telah mencapai suhu 100oC
(titik didih air) dan terus dipanaskan maka lama kelamaan air jumlah air akan
semakin berkurang karena telah berubah menjadi uap atau dengan kata lain, jika
suhu suatu zat telah mencapai titik didih maka kalor yang diberikan digunakan
untuk mengubah wujud. Semakin banyak jumlah air yang
dipanaskan maka waktu yang diperlukan untuk memanaskan air semakin lama atau
dengan kata lain kalor yang diperlukan semakin banyak.Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kalor yang diberikan sebanding dengan perubahan suhu suatu
zat dan juga sebanding dengan massa zat.
1.
Besaran-besaran dalam Kalor
Kalor Jenis
|
Kapasitas
Kalor
|
Jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis menunjukkan kemampuan
suatu benda untuk menyerap kalor.
|
Jumlah kalor yang
diperlukan tau dilepaskan jika suhu benda tersebut dinaikkan atau
diturunkan satu Kelvin atau satu derajat Celcius.
|
c = Q / m
ΔT
|
C =
Q /ΔT atau C = mc
|
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang
diperlukan atau dilepaskan (J)
m = Massa benda (kg)
ΔT = Perubahan suhu (0C)
c = Kalor jenis suatu zat
(J/kg0C)
|
Keterangan:
C = Kapasitaskalor (J/0C)
Q = Banyaknya kalor yang diperlukan
atau dilepaskan (J)
ΔT = Perubahan suhu (0C)
c = Kalor jenis
suatu zat (J/kg0C)
|
2. Perubahan Wujud Zat
Telah ditunjukkan sebelumnya bahwa kalor dapat mengubah wujud suatu zat.
Tapi perubahan wujud ini tidak selalu memerlukan kalor dalam prosesnya namun
ada juga perubahan wujud yang dalam prosesnya justru melepaskan kalor.
Perubahan wujud zat dapat dibedakan menjadi perubahan fisika dan perubahan
kimia. Perubahan fisika adalah perubahan wujud yang terjadi pada suatu zat
dimana zat tersebut dapat dikembalikan lagi ke wujud semula atau dalam proses
perubahan itu tidak dihasilkan zat baru. Misalnya lilin jika dibakar akan
meleleh dan ketika didinginkan maka akan kembali menjadi padat. Perubahan kimia
adalah perubahan wujud zat dimana zat tersebut tidak dapat kembali ke wujud
semula atau pada proses perubahan itu dihasilkan zat baru. Misalnya kertas yang
dibakar akan menjadi arang dan tidak dapat kembali lagi menjadi kertas. Dalam pokok bahasan ini akan dibahas mengenai perubahan
fisika.
Perubahan
fisika meliputi melebur, membeku, mengembun, menguap, dan menyublim. Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
sedangkan membeku adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Ketika
melebur terjadi penyerapan kalor sedangkan ketika membeku terjadi pelepasan
kalor. Untuk melebur ataupun membeku, suatu zat harus mencapai suatu suhu
tertentu yang disebut titik lebur atau titik beku. Kalor dalam joule yang
diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik
leburnya disebut kalor lebur. Sebaliknya, kalor yang dilepaskan pada waktu 1 kg
zat cair membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya disebut kalor beku.
Untuk zat yang sama, titik lebur sama dengan titik bekunya dan kalor lebur sama
dengan kalor bekunya.
Kalor Laten didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan atau dilepas oleh suatu zat untuk mengubah wujudnya per satuan
massa.
Q = mL
Keterangan:
Q = Kalor yang dilepas atau dibutuhkan (J)
m = Massa (kg)
L = Kalor laten (J/kg)
Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas dan
sebaliknya mengembun adalah perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Ketika
menguap terjadi penyerapan kalor dan sebaliknya ketika mengembun terjadi
pelepasan kalor. Zat cair dikatakan mendidih jika terjadi gelembung-gelembung
uap di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. Suhu zat ketika
mendidih disebut titik didih. Banyaknya kalor dalam joule yang diperlukan untuk
menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya disebut kalor
uap. Sebaliknya banyaknya kalor yang dilepaskan 1 kg gas ketika berubah menjadi
zat cair disebut kalor embun. Untuk zat yang sama, kalor uap sama dengan kalor
embunnya.Secaramatematis:
Menyublim adalah perubahan wujud zat padat
menjadi gas tanpa melalui fase cair atau sebaliknya dari gas menjadi padat.
Ketika zat padat berubah menjadi gas terjadi penyerapan kalor dan ketika gas
menjadi zat padat terjadi pelepasan kalor. Contoh zat yang dapat menyublim
adalah kapur
3. Asas Black
Contohsoal:
Berapa banyak kalor yang
diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 00C
menjadi uap air pada suhu 1000C?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 2 gram = 2 x 10-3 kg
ΔT = 1000 -00 =
100 0C
Lu = 2.260 J/g
Le = 336 J/g
cair = 4.200 J/kg0C
Qtotal =…..?
Jawab:
Q1 Proses lebur
Q1 = m Le
= 2 x 336
= 672 J
Q2 Proses menaikkan suhu
Q2 = m cair ΔT
= 2 x 4.200 x 100
= 840 J
Q3 Proses penguapan
Q3 = m Lu
= 2 x 2.260
= 4.420 J
Qtotal = Q1 + Q2 +
Q3
= 672 + 840
+ 4.420
Qtotal = 6.032 J
D. PerpindahanKalor
1. Konduksi
Konduksi adalah proses transformasi panas di dalam zat perantara dimana
energi panas berpindah dari molekul yang satu ke molekul yang ada di
dekatnya hanya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa ada pemindahan
massa zat perantara sama sekali.Contoh konduksi terjadi pada besi yang
salah satu ujungnya dipanaskan. Untuk mencegah konduksi pada
barang-barang rumah tangga yang terbuat dari logam yaitu dengan
menambahkan bahan isolator seperti plastik pada pegangan sendok, panci,
dan lain-lain.
Q / ΔT =H = kA ΔT/L
Keterangan:
H = Jumlah kalor yang
merambat tiap detik (J/s)
k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A = Luas penampang batang (m2)
L = Panjang batang (m)
ΔT = Perubahan suhu (K)
2. Konveksi
Konveksi (aliran)
Konveksi adalah proses
pemindahan panas dari suatu tempat ke tempat lain melalui perpindahan massa zat
cair atau gas yang dipanasi dari tempat satu ke tempat yang lain. Hanya terjadi
pada zat cair dan gas. Contoh penerapan konveksi antara lain
cerobong asap, pengisian gas freon, obat nyamuk, minyak wangi, dan lain-lain.
Untuk mencegah terjadinya konveksi terutama pada bangunan biasanya dipasang
plafon di bagian bawah atap bangunan.
H = hAΔT
Keterangan:
H = Laju perpindahan (J/s)
h = Koefisien konveksi termal (J/sm2K)
A = Luas penampang (m2)
ΔT = Perubahan suhu (K)
3. Radiasi
Radiasi (pancaran)
Radiasi adalah
transformasi energi panas lantaran gelombang elektromagnetik, tidak ada zat
perantara yang memegang peranan dalam proses pemindahan ini. Contoh : radiasi sinar matahari. Untuk mencegah terjadinya radiasi misalnya
pemakaian kostum anti radiasi, rumah dicat putih agar memantulkan kembali kalor
radiasi matahari.
ΔQ / ΔT = e σ A T4
Keterangan:
Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)
T = Suhu mutlak (K)
e = Emisivitas benda (0 < e ≤ 1)
σ = Tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 W/mK4)
A = Luas penampang (m2)
Komentar
Posting Komentar